Gambaran foto Banten tampak dari atas
sekitar tahun 1635 – 1639
Benteng zigzag mengelilingi kota
Banten di dalamnya terlihat istana raja dan masjid.
Diluar benteng terdapat 2 pelabuhan
(Guillot,1990).
Assalamualaikum kang nong semua..
Terima kasih sudah berkunjung di blog kami, sebelumnya perkenalkan dulu nih, blog ini disusun oleh Erma Fitriana dan Sri Rahayu, kami mahasiswi semester 3 di jurusan pendidikan biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, blog ini kami susun untuk memenuhi mata kuliah studi kebantenan.
Hayooo pada tau ngga
disini kita mau bahas apa? Penasaran ? Penasaran dong hehe
Jadi disini kami akan berbagi cerita ke teman-teman semua mengenai
seluk-beluk Banten. Eitttsss…..bukan cuma itu, kita juga akan berbagi cerita
dan informasi yang kami peroleh dari perjalanan seru yang telah kami lakukan ke
Banten Lama.
Semoga cerita kami ini bisa menambah kecintaan kita pada banten
ya..
Yaudah langsung aja, check this out!
Banten
Banten adalah sebuah propinsi di tatar
pasundan serta wilayah paling barat di pulau jawa Indonesia. Propinsi ini
pernah menjadi bagian dari propinsi Jawa Barat, namum menjadi wilayah pemekaran
sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang No.23 Tahun 2000. Dan pusat
pemerintahannya berada di kota serang .
Banten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada masa lalu
merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan
masyarakat yang terbuka dan makmur.
Banten pada abad ke 5 merupakan bagian dari kerajaan tarumanegara.
Salah satu prasasti peninggalan kerajaan tarumanegara adalah prasasti cidanghiyang.
Kota Kuno Banten atau Banten
Lama adalah situs yang merupakan sisa kejayaan Kerajaan Banten.
Letaknya relatif tidak jauh dari kota Jakarta, dapat ditempuh sekitar 2 jam dari Jakarta.
Di tempat ini terdapat banyak Situs peninggalan dari Kerajaan Banten,
diantaranya, Istana Surosoan, Masjid
Agung Banten, Situs Istana Kaibon, Benteng
Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan
Karangantu, Vihara Avalokitesvara.
Sejak tahun 1995, Kota Kuno Banten telah diusulkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs
Warisan Dunia.
Objek wisata Banten Lama, jarak
tempuhnya sekitar 10 kilometer dari Alun-Alun Kota Serang dengan waktu tempuh
kurang lebih 30 menit. Namun, sayangnya kondisi Banten Lama tersebut jauh dari
harapan wisatawan. Sebab, yang tersisa hanyalah cerita mengenai kejayaan
Kesultanan Banten itu pun mulai memudar seiring dengan kondisi objek wisata
yang terkesan tidak terawat.
Seperti halnya objek wisata sejarah
di Indonesia yang terbengkalai, nasib Banten Lama yang masuk dalam wilayah
Kecamatan Kasemen tersebut tidak terawat akibat keterbatasan anggaran.
Inisiatif perbaikan saat ini mulai menggunakan anggaran pemerintah provinsi.
Itu pun pelaksanaannya bertahap. Saat kami berkunjung
ke Banten Lama, kondisinya masih dalam tahap pembangunan dan renovasi.
Kondisi depan masjid pada tahap pembangunan dan
renovasi
Kenapa sih Banten Lama dibuat Baru ?
Sebenarnya, apa
saja yang terdapat di dalam kompleks Banten lama sehingga membuat peninggalan
sejarah ini patut untuk menyelamatkannya? Kalau melihat geografisnya, lokasi
yang berada di tepi pantai tersebut seharusnya dapat menjadi potensi
mendatangkan devisa bagi pemerintah daerah karena selain memiliki cerita sejarah,
juga pemandangannya akan membawa pengunjung ke beberapa abad silam.
Di dalam kompleks
Banten Lama, pengunjung dengan mudah dapat menemukan peninggalan Keraton
Surosowan, Keraton Kaibon, dan Benteng Spellwijk. Di kawasan tersebut juga
terdapat Museum Kepurbakalaan Banten, Masjid Agung Banten, dan Vihara
Avalokitesvara.
Tetapi, pada saat kami berkunjung ke museum situs kepurbakalaan Banten Lama tidak tampak perubahan yang signifikan. Museum tersebut masih tampak sama, tidak dilakukannya pembangunan dan renovasi seperti yang dilakukan pada bagian depan masjid Banten.
Tampak
depan museum situs kepurbakalaan Banten Lama
Saat
kami berfoto di pintu museum situs kepurbakalaan Banten Lama
Tampak
bagian dalam museum kaibon
Sejarah
singkat banten lama masa awal
Miniatur
kotak gali
Beberapa
gerabah hasil Desa Bumijaya yang berhasil ditemukan dan disimpan di museum situs kepurbakalaan Banten Lama